Bubur Ayam


Hari ini saya sedang tidak enak badan. Kemarin, saya mengabaikan sarapan pagi dan makan siang sembarangan. Akibatnya, lambung memberontak, mual melanda, dan sakit kepala hebat. Duh, rasanya tersiksa sekali! Setelah mengosongkan isi perut dengan dua kali muntah, kepala jadi semakin nyeri. Alarm peringatan saya harus makan lagi. Makan apa? Saya tidak punya selera makan. Untuk masalah lambung begini, harus diisi makanan lembut yang mudah dicerna. Plus tidak perlu repot mengunyah, tinggal lep! Bubur ayam jadi solusi nomer satu untuk pertolongan pertama pada perut yang keroncongan.


   Memaksakan diri meski lemas dan keliyengan, siang itu saya ke dapur untuk memasak bubur ayam. Sebenarnya, bisa saja saya menyuruh tukang ojek untuk membelikan bubur ayam di depan komplek. Siapa tahu masih ada. Tapi, bubur ayam yang dijual biasanya pakai penyedap masakan. Dijamin saya bakalan tambah eneq kalau makan bubur ayam pinggir jalan tersebut.

  Bikin bubur ayam sendiri? Bisa? Harus bisa! Memang sih, memakan waktu. Saat memasak, saya sudah minum obat maag terlebih dahulu. Jadi setelah bubur matang, obat juga sudah bereaksi, dan perut saya siap menerima makanan.

   Foto-foto berikut kebetulan ada di draft. Kalau lagi sakit, mana sempat foto-foto, ya nggak? Resep ini saya dapat dari mami saya. Waktu kecil saya sering sakit dan mami membuatkan bubur ini untuk saya. Lama-lama saya bisa membuatnya sendiri karena caranya gampang. Yuk, simak cara membuat bubur ayam ala Dapur Ngebut :)

Bahan: 
  • setengah gelas beras
  • lima gelas air (bisa ditambahkan jika bubur kurang lembut)
  • 1 sampai 3 buah ceker ayam (jika ada)
  • 1 lembar daun salam
  • garam secukupnya
Pelengkap:
  • ayam goreng suwir
  • bawang merah goreng
  • kecap manis
  • kecap asin (sesuai selera)
  • merica bubuk
  • kerupuk
Pelengkap tambahan (jika ada):
  • sate telor puyuh rebus bumbu kuning
  • sate usus ayam ungkep
  • sate ati ampela
  • kuah opor 
Cara membuat:
  1. Cuci bersih beras di dalam panci. 
  2. Masukkan air, ceker, daun salam, dan garam. Aduk sesekali saat mendidih agar bubur tidak mengendap di dasar panci.
  3. Setelah kuah menyusut dan bubur beras berubah menjadi bubur, aduk terus dengan api kecil hingga mendapatkan tekstur bubur yang lembut.
  4. Angkat, sajikan hangat bersama pelengkapnya.


   Saat mengaduk bubur, saya duduk di kursi karena sedang lemas. Sambil menahan lapar, tentunya. Syukurlah, bubur ayam sederhana buatan saya matang. Langsung disantap dan perut saya pun jadi nyaman. Alhamdulillah.


  Oia, bubur ayam ini cocok juga sebagai mpasi si kecil. Bubur untuk mpasi dan orang sakit maag seperti saya sebaiknya tidak menggunakan merica, kecap asin, apalagi sambal. Saya sendiri cuma makan bubur ayam pakai kecap manis doang. Nggak punya ayam goreng. Namanya juga darurat. Meski darurat rasanya tetap nikmat.


Bubur dengan taburan ayam dan kecap
   Pelengkap lain yang tidak kalah enaknya adalah hati ampela goreng dan telur puyuh rebus. Mau pakai usus goreng seperti di tukang bubur beneran juga boleh. Hmm, makin maknyus! Kalau saya pernah pakai ungkep ati ampela tanpa digoreng (resep bisa dilihat di sini). Cocok untuk penambah darah saat sedang sakit.


   Lebih suka bubur ayam dengan kuah berwarna kuning? Bisa pakai kuah opor ayam. Jadi, kalau kebetulan ada opor ayam di rumah bisa dimanfaatkan kuah opor sebagai kuah bubur ayam. Resep opor ayam saya tulis di sini.

   Selamat mencoba ^_^



Keterangan:

Tambahan dari komentar Mbak Diah. Bubur ayam ini bisa dimasak pakai rice cooker, lho! Saya pernah membuatnya waktu masih kost di Bandung. Caranya sama saja dengan memasak di atas kompor. Jika air dirasa kurang, bisa ditambahkan. Jumlahnya? Dikira-kira saja sendiri, ya. Memang sih, masak dengan rice cooker memakan waktu lebih lama dibanding masak di atas kompor. Tapi jadi sangat membantu buat anak kost yang tidak punya kompor untuk memasak :)

4 comments

  1. kalau masak di rice cooker bisa nggak ya mbak? maklum anak kos, tapi kadang pengen buat makanan sendiri :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. bisa banget. caranya sama dengan direbus di atas kompor. jadi lebih lama.
      aku edit keterangan tambahan ya. makasih masukannya, mbak diah :)

      Delete
  2. Ooh pakai ceker toh mbak, baru tau niih

    ReplyDelete

Yuk, beri tanggapan dengan bahasa yang sopan dan tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Terima kasih ^_^